Thursday, December 24, 2015

UMRAH, Hadist Imam Bukhari, Bab Umrah

Pengertian Umroh
Mengunjungi Ka’bah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Umrah disunatkan bagi setiap muslim yang mampu. Pelaksanaan dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah, tgl 10 Zulhijah, dan hari-hari Tasyrik tgl 11, 12, 13 Zulhijah.
Allah SWT Berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 196
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
Artinya: “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. “
Maksudnya, tunaikanlah keduanya secara sempurna. Sedang menurut as-Sunnah, dinyatakan oleh Nabi SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al-Baihaqi dan lainnya dengan isnad-isnad shahih, dari ‘Aisyah RA, dia berkata:
 قُلْتُ يَا رَسُوْلُ اﷲِ ׃هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ ؟ قَالَ׃ نَعَمْ ׃ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ ׃ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةُ ٠
 Artinya: “Pernah aku bertanya: “Ya Rasul Allah, apakah kaum wanita wajib melakukan perjuangan?” “Ya”, jawab Rasul, “perjuangan tanpa perang, yaitu melakukan haji dan umrah.”
Syarat Umroh
  1. Islam
  2. Baligh (dewasa)
  3. Berakal
  4. Merdeka
  5. Mampu (istitha’ah)
Rukun Umroh
  1. Niat Ihram
  2. Tawaf
  3. Sa’i
  4. Tahallul
  5. Tertib
Wajib Umroh
  1. Niat Ihram di Miqat
  2. Meninggalkan larangan selama Ihram
Larangan saat Ihram
  1. Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
  2. Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
  3. Tidak boleh bertengkar
  4. Tidak boleh bermesraan
  5. Tidak boleh berhubungan suami istri
  6. Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
  7. Tidak boleh menikah atau menikahkan
  8. Tidak boleh berburu atau membantu berburu
  9. Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
  10. Tidak boleh ber make-up
  11. Pria tidak boleh memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit, dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
  12. Wanita tidak boleh menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan
Miqat
Secara harfiah berarti batas, yaitu garis batas antara boleh dan tidak, atau perintah mulai atau berhenti, yaitu kapan mulai melafadzkan niat dengan maksud melintasi batas antara Tanah Biasa dengan Tanah Haram (Tanah Suci).
Sewaktu melintasi Tanah Suci itulah semua orang yang berniat untuk ibadah Haji atau Umrah harus berpakaian Ihram dan mengetuk pintu perbatasan yang dijaga oleh penghuni-penghuni surga, dengan membaca talbiyah.
Miqad dibedakan atas dua macam yaitu: Miqad Zamani (Batas Waktu) dan Miqat Makani (Batas Tanah/Wilayah)
Miqat Zamani
Adalah batas waktu pelaksanaan haji. Menurut jumhur lama, miqat zamani mulai tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Jumlah keseluruhannya adalah 69 hari.
Miqat Makani
Adalah miqat berdasarkan batas geografis (wilayah) tempat seseorang harus menggunakan pakaian ihram saat melintasinya untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Miqat Makani antara laian:
  1. Bier Ali atau disebut juga Dzul Hulaifah. Terletak sekitar 12 km dari Madinah. Merupakan miqat bagi orang yang datang ke Masjid Al-Haram dari arah Madinah.
  2. Al-Juhfah. Terletak antara Makkah dan Madinah, sekitar 187 km dari Makkah. Merupakan miqat bagi orang yang datang ke Masjid Al-Haram dari Syam (Suriah), Mesir, Maroko, atau yang searah. Setelah hilangnya ciri-ciri al-Juhfah, miqat ini diganti dengan miqat lain yaitu Rabigh, yang berjarak 204 km dari Makkah.
  3. Yalamlam, sebuah bukit di sebelah selatan 54 km dari Makkah. Merupakan miqat bagi jamaah yang datang dari arah Yaman dan Asia, termasuk Indonesia yang masuk dalam gelombang II (Yang langsung menuju Makkah, tanpa ke Madinah dulu). Karena itu jamaah haji/umrah disarankan memakai ihram sejak berangkat dari Indonesia, dan berniat ihram di pesawat ketika akan melintasi batas ini.
  4. Qarnul Manazil, sebuah bukit di sebelah Timur 94 km dari Makkah.
  5. Dzatu Irqin. Terletak di sebelah Utara 94 km dari Makkah. Merupakan miqat bagi jamaah yang datang dari Irak dan yang searah.
Siapa saja yang ingin berhaji atau umrah, yang melintasi batas-batas tersebut, maka harus berihram dari tempat tersebut. Barang siapa sengaja melewatinya tanpa berihram, dia harus kembali dan berihram dari tempat tersebut. Jika tidak, dia dikenai dam (denda), yaitu menyembelih seekor kambing di Makkah dan membagikannya kepada fakir miskin. Rasulullah SAW bersabda:
“Tempat itu bagi penduduk setempat dan bagi penduduk lain yang melewati tempat itu, yang ingin melakukan haji dan umrah” (HR. Bukhari, VI/63)
Ihram
Adalah niat mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah. Niat ini diucapkan dalam kondisi seseorang sudah mengenakan Pakaian Ihram
Pakaian Ihram
  1. Bagi laki-laki, memakai dua helai kain yang tidak berjahit. Satu helai disarungkan dan satu helai diselendangkan di bahu. Disunahkan kainnya berwarna putih.
  2. Bagi wanita, memakai pakaian (jilbab dan kerudung) yang menutupi seluruh tubuh kecualai muka dan telapak tangan.
Larangan Selama Ihram
  1. Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
  2. Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
  3. Tidak boleh bertengkar
  4. Tidak boleh bermesraan
  5. Tidak boleh berhubungan suami istri
  6. Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
  7. Tidak boleh menikah atau menikahkan
  8. Tidak boleh berburu atau membantu berburu
  9. Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
  10. Tidak boleh ber make-up
  11. Pria tidak boleh memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit, dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
  12. Wanita tidak boleh menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan
Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment